Rabu, 08 Oktober 2014

KARNAVAL KENDAL 2014

Meriahnya Kendal Culture Heritage Carnival 2014





22f323d156d8e77924cd08b041f9519f_batik-carnival
















Foto :  peserta Kendal Culture Heritage Carnival 2014
Panas terik matahari menemani Kendal Culture Heritage Carnival 2014 sebagai puncak acara Hari Jadi Kabupaten Kendal ke - 409 yang jatuh pada tanggal 28 Juli lalu. Berhubung bertepatan dengan bulan puasa acara Karnaval Batik Kendal dilaksanakan pada hari selasa kemarin (26/08) dengan rute jalan pantura Kendal.
Penuh Sesak Penonton
Selasa (26/08) - Saya menyaksikan acara Kendal Culture Heritage Carnival yang berlangsung mulai pukul 3 sore. Memilih alun - alun Kendal, nyatanya sudah ramai dan penuh sesak oleh penonton yang ingin menyaksikan karnaval tahunan kabupaten Kendal tersebut.
Meskipun sudah dibatasi oleh pagar pembatas, polisi dan satpol pp nyatanya penonton berdesak - desakan hingga menyulitkan peserta untuk berjalan. Terlebih lagi yang menggunakan kostum besar. Bahkan beberapa pagar pembataspun nampak roboh. Untuk berada diposisi depan, harus rela dihimpit penonton lain yang berbadan besar, ditegur dan kena pukul petugas entah sengaja atau tidak.
Batik Carnival, ajang promosi batik Kendal
Ratusan peserta dengan mengenakan kostum batik memeriahkan karnaval yang juga diikuti perwakilan dari 20 kabupaten kota di Jawa Tengah. Seperti solo, Demak Semarang, Temanggung, Magelang, Tegal, Jepara dan Lainnya.
Mengusung tema Kendal Dedari peserta mengenakan kostum batik seperti burung dengan ukuran cukup besar dan berwarna - warni. Ada sekitar 4 kontingen peserta yang menggunakan kostum seperti ini. Beberapa kostum dikolaborasikan dengan batik khas Kendal.
Dan dapat disimpulkan bahwa acara ini merupakan ajang untuk mempromosikan batik kendal kepada masyarakat Kendal khususnya dan Jawa Tengah secara offline. Untuk sosial media sendiri seperti facebook, twitter, path, instagram dan youtube nampaknya masih belum banyak digunakan .
20 Kota di Jawa Tengah ikut berpartisipasi
Sebanyak 20 kota di Jawa Tengah juga ikut berpartisipasi dalam acara Kendal Culture Heritage Carnival 2014. Setiap perwakilan menampilkan kesenian budaya dari daerah masing - masing di depan panggung kehormatan. Mereka juga mendapatkan tanda kehormatan dari bupati Kendal setelah menampilkan kesenian budaya dari daerahnya.
Komunitas Fotografi pun ikut unjuk gigi
Tahun ini, beberapa komunitas fotografipun ikut ambil bagian dalam acara Kendal Culture Heritage Carnival 2014. Mereka mendapatkan ruang untuk mengambil gambar dan mengabadikan moment bersama wartawan dari beberapa media yang meliput.
Yah.. mungkin saat ini komunitas fotografi di kabupaten Kendal sudah mendapatkan ruang dan perhatian dari pemerintah, semoga hal ini tidak menimbulkan kecemburuan kepada komunitas lainnnya yang ada di kabupaten Kendal.
Tak hanya Komunitas Fotografi, berbekal gadget yang disupport dengan fasilitas kamera, masyarakat juga tampak ikut mengabadikan moment Kendal Culture Heritage Carnival 2014 dengan mengambil foto dan video.
Nah, bagaimana dengan blogger yang ada di Kendal? Apakah mereka juga ikut berperan dalam acara karnaval tahun ini?

http://moismiiy21.blogdetik.com/2014/08/27/meriahnya-kendal-culture-heritage-carnival-2014/

TERAPI LUMBBA LUMBA

FEISAL  Hardi tidak pernah mengira, jalan kampung di sepanjang pedesaan di Desa Klampok, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, adalah satu-satunya jalan untuk mencapai ke obyek wisata paling komplet di Jateng, yakni The Sea Pantai Cahaya, Sendang Sikucing.

Jalan kampung sepanjang 1,5 kilometer itu merupakan jalan berbatu dan berpasir, menembus keheningan desa. Rumah penduduk sederhana dan permukiman khas kampung nelayan di kawasan pantai utara (pantura) Jawa menjadi teman perjalanan.

”Obyek wisata Pantai Cahaya sangat dikenal wisatawan di luar Jateng. Jika tidak gara-gara menawarkan terapi lumba-lumba, tentu orang akan malas mendatangi Pantai Cahaya. Jalan ini tidak layak sebagai infrastruktur menuju kawasan wisata,” tutur Feisal (20), wisatawan asal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Papan penunjuk jalan, baik ke Pantai Cahaya maupun ke Pantai Sendang Sikucing, amat sederhana. Papan dari kayu itu hanya ditempelkan di pohon di sepanjang jalan, tetapi cukup membimbing wisatawan yang hendak ke Pantai Cahaya.

Pantai Cahaya adalah obyek wisata andalan Pemerintah Kabupaten Kendal. Obyek wisata ini tak sepenuhnya dikelola oleh pemkab, tetapi dikelola oleh PT Wersut Seguni Indonesia (WSI). PT WSI menjadi lembaga konservasi mamalia pertama di Indonesia, khususnya lumba-lumba, sejak 1999.

”Lembaga ini awalnya bergerak dalam bidang penangkaran lumba-lumba. Seiring dengan waktu, penangkaran itu akhirnya dibuka untuk umum, menjadikan perpaduan antara keindahan pantai alami dan binatang supaya masyarakat turut menikmati,” ujar Deni Charso, pengelola Pantai Cahaya, beberapa saat lalu.

Adanya pertunjukan lumba-lumba di Pantai Cahaya boleh jadi membuat obyek wisata pantai ini yang paling lengkap wahananya di pantura Jateng. Bahkan, menurut Feisal, kemungkinan paling lengkap di pantura Jawa.

Pasalnya, kalau wisata pantai selama ini hanya mengandalkan pemandangan alam semata, ternyata di Pantai Cahaya pengunjung bisa bermain air laut, berjalan-jalan di pasir pantai, sekaligus menyaksikan pentas lumba-lumba.

Pengunjung lain, Wiratmo, mengatakan, keluarganya paling suka datang ke Pantai Cahaya pada sore hari, menjelang terbenamnya matahari. Kebetulan untuk menjangkau obyek wisata ini tidak terlalu jauh dari Semarang.

”Anak-anak suka melihat terbenamnya matahari dari gazebo yang tersedia di balkon penginapan di Pantai Cahaya. Menikmati matahari tenggelam sambil duduk di kursi malas yang dinaungi payung pantai,” ujar pria yang bekerja di perusahaan swasta ini.

Dia menyarankan, sebaiknya datang ke pantai untuk menikmati matahari tenggelam jangan saat musim hujan. Risiko terlalu besar untuk tidak selalu mendapatkan pemandangan yang unik dan menarik seiring hujan kerap turun pada sore hari. Pada musim hujan, sore kerap berkabut.

Sementara satu-satunya alat transportasi untuk menuju ke Pantai Cahaya baru tersedia dua pilihan, yakni menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan bermotor.

Pantai ini terletak di Rowosari, yang bisa ditempuh dari Kota Semarang lebih kurang satu jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Lokasi obyek wisata ini mudah dijangkau karena berada di jalur pantura. Pengunjung dapat menuju ke Pantai Cahaya melalui dua pintu, yakni bisa lewat jalan di ujung jalan lingkar Weleri, Kendal, atau dari pintu gerbang setelah masuk kota Weleri.

Terapi lumba-lumba

Untuk memasuki The Sea Pantai Cahaya, pengunjung cukup membayar tiket Rp 2.000 per orang. Obyek wisata ini dikembangkan dengan konsep terpadu antara hiburan, kenikmatan bermain di pantai, serta belajar dan mengenal lebih jauh kecerdasan binatang yang bernama lumba-lumba.

Obyek wisata ini terbagi menjadi dua sisi begitu pengunjung masuk ke kawasan wisata Pantai Cahaya. Di sebelah timur tersedia Water King, wahana permainan air dengan kolam renang yang terdiri atas tiga jenis. Untuk masuk ke Water King dipungut tiket Rp 25.000 per orang.

Di kolam renang anak dilengkapi arena seluncuran, juga ember tumpah yang digemari anak-anak. Kolam anak rata-rata sedalam 60 sentimeter. Bagi pengunjung dewasa tersedia kolam tanding dengan enam trek. Uniknya, kolam renangnya terletak tepat di tepi pantai sehingga sambil berenang bisa menikmati pemandangan deburan ombak di laut.

Kini tersedia pula kolam apung. Menurut Deni Charso, kolam apung untuk relaksasi pengunjung. Memang benar, berenang di kolam apung sangat asyik. Kolam ini rasanya mirip Laut Mati di Timur Tengah. Tubuh seseorang begitu masuk kolam langsung mengapung (mengambang) dan tidak tenggelam meski dalam posisi diam.

Mereka yang mencoba relaksasi di kolam apung tidak perlu khawatir tubuhnya menghitam akibat terbakar sinar matahari. Kolam ini juga dilengkapi tenda Khadafi yang membuat lingkungan sejuk. Hanya saja, pengunjung ke kolam apung ini dibatasi hanya kurang dari delapan orang untuk sekali berenang. Oleh karena itu, pengunjung harus bergiliran.

Di bagian barat terdapat saung-saung yang disediakan bagi pengunjung yang akan menikmati aktivitas di pantai seharian. Biaya sewa saung ini hanya Rp 50.000 per saung. Dalam saung terdapat pula loker yang bisa dipakai menyimpan barang sewaktu wisatawan berjalan-jalan di pantai. Saung menjadi tempat favorit muda-mudi menikmati pemandangan redupnya sinar matahari.

Di sisi ini juga terdapat panggung arena pertunjukan lumba-lumba. Tiket masuknya Rp 25.000 per orang. Pentas lumba-lumba berlangsung empat kali mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00. Durasi pertunjukan hanya satu jam di arena yang mampu menampung sekitar 800 pengunjung.

Wiratmo menerangkan, anak-anak paling suka menyaksikan atraksi lumba-lumba. Ada empat lumba-lumba hasil penangkaran yang pandai melakukan beragam atraksi, seperti bermain bola basket, berhitung, ataupun berinteraksi dengan pengunjung.

Salah satu keunggulan lumba-lumba ini tiada lain tersedianya wahana terapi lumba-lumba yang akhir-akhir ini diminati banyak pengunjung. Mereka yang tertarik terapi terutama pengunjung yang mengidap penyakit tertentu, seperti stroke, alergi, atau terapi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Seperti diceritakan Feisal, adiknya pernah ikut terapi lumba-lumba didampingi para petugas terapis. Peserta akan diajak berenang bersama dua lumba-lumba di kolam khusus. Lumba-lumba itu juga menggosok-gosok punggung, salah satu sesi yang bisa dipilih peserta terapi.

Tak jarang pengunjung terapi khusus juga menginap di Pantai Cahaya. Tersedia penginapan yang terdiri atas kamar-kamar yang jendelanya menghadap ke laut.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Agus Rivai, wisata Pantai Cahaya memang salah satu andalan obyek wisata unggulan di pantura. Pemkab Kendal juga mengembangkan Pantai Sendang Sikucing yang berlokasi tidak jauh dari Pantai Cahaya. Sepanjang 2013, jumlah pengunjung lumayan, mencapai hampir 200.000 wisatawan. (Winarto Herusansono)

http://travel.kompas.com/read/2014/04/19/1114309/Berenang.dengan.Lumba-lumba.di.Pantai.Cahaya

Selasa, 30 September 2014

WISATA NGLIMUT


Gonoharjo Hot Spring Water
Sebuah pesona pegunungan dan lukisan alam yang sejuk terhampar di dekat kota Semarang. Dengan beragam manfaat dan menyediakan kebutuhan akan nuasa yang indah dan harmonis. Yaa, kesemuanya ada di Nglimut, yang masuk kelurahan Gonoharjo Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah. Hanya berjarak tempuh sekitar 40 menit dari pusat kota Semarang. Perjalanan cukup mudah dan tidak terlalu banyak halangan. Memang perlu sabar untuk mencapai Nglimut karena berada di bukit pengunungan Ungaran yang berdekatan dengan Puncak Ungaran dan Kebun Teh Medini.

Kolam Air Panas
Untuk menuju Nglimut, petualang bisa menggunakan bermagai macam kendaraan. Baik motor ataupun mobil, bahkan truk dan bus sekalipun. Beberapa jalan yang bisa dilewati seperti jalur Semarang (Bundaran Kalibanteng) – Jl. abdurahman saleh – Manyaran – Pasar Gunungpati – Cangkiran – Tamanrejo (Limbangan) – Nglimut. Atau Jalur lain apabila dari Kabupatan Kendal Utara melewati Krapyak – Mijen – Cangkiran – Tamanrejo (Limbangan) – Nglimut (Gonoharjo). Namun apabila dari arah selatan seperti Kota Ungaran bisa menembus jalan Pasar Ungaran/ Terminal Luar Ungaran – Si semut – Lerep – Pasar – Gunungpati – Cangkiran – Tamanrejo – Nglimut.

Plang Gonoharjo
Untuk menuju ke Nglimut memang lebih mudah dengan kendaraan pribadi. Namun sarana transportasi menuju Nglimut juga sudah relatif mudah. Dengan jalur yang sama petualang bisa turun di pertigaan Cangkiran lalu beralih menggunakan angkot yang melewati Tamanrejo, sampai pertigaan Margosari Tamanrejo bisa turun – Kemudian mencari Bus yang menuju Nglimut. Sebagai catatan saja, kendaraan arah Nglimut tidak sampai sore, jadi kalau hendak mengunakan transportasi umum paling baik berangkat pagi.
Sejenak setelah mengetahui rute perjalanan, petualang sampai di area Nglimut. Ada beberapa tempat yang bisa di kunjungi, seperti kolam renang dan kolam air panas yang terletak di ujung area wisata yang dikelola oleh swasta. Petualang bisa parkir persis di depan kolam tersebut. Atau bila petualang menginginkan air tenjun dan kolam air panan yang di kelola perhutani, silakan untuk lurus menuju parkir Nglimut yang letaknya di seberang kolam renang. Untuk tiket masuk sekitar Rp. 5.000,- untuk hari biasa, namun untuk hari ahad petualang bisa membayar dengan tarif Rp. 7.000,-. Tidak terlalu mahal dengan hasil yang didapatkan.

Jalan menuju kolam air panas
Tips : Siapkan air minum dan pemanasan sejenak. Karena untuk menuju pemandian air panas dan air terjun (curug) petualang diharuskan untuk berjalan kaki sekitar 1 kilo. Dari tiket masuk, petualang akan dibawa menuruni tangga setapak demi setapak. Sekitar 5 menit perjalanan atau kurang maka petualang akan di suguhkan dengan aliran air terjun kecil yang elok. Airnya yang mengalir dingin dapat digunakan untuk berfoto ria, atau sejenak beristirahat kaki agar tidak kram.

Kolam Air Hangat Besar
Perjalanan baru setengah, setelah melewati jembatan kecil, petualang akan berjalan menapaki tangga naik. Karena tangga ini terbuat dari batu alami dan sedikit batako maka hati-hati ketika hujan turun, karena tangga relatif licin dan bisa meyebabkan terpeleset. Perjalanan dari sungai kecil sampai kolam panas sekitar 10 – 20 menit. Bagi Petualang yang tidak terbiasa berjalan kaki, jangan panik..karena Nglimut menyediakan Gazebo yang berada di sepanjang jalan yang letaknya di pinggir jalan. Berhenti sejenak dan mengatur nafas perlu dari pada kaki sayah dan pingsan..

Small Waterfall
Nah, setelah melewati perjalanan yang berat, saatnya petualang menikmati keindahan dan sejuknya alam Nglimut. Di samping kiri jalan ada permainan flying fox, kemudian beberapa tempat duduk panjang disediakan untuk duduk sambil menikmati sejuknya udara pengunungan yang dingin. Anak-anak bisa mandi di kolam air panas yang berada di bawah tempat duduk tersebut.  Apabila petualang lapar dan haus, di area wisata terdapat beberapa warung makan yang menyediakan beberapa menu menganyangkan. Seperti mie rebus, mie goreng, Mie ayam, nasi goreng, gorengan dan aneka minuman yang lain. Cukup terjangkau harganya, misalnya menu nasi goreng dihargai Rp. 7.000,-. Kalau petualang tidak nyaman, boleh untuk menanyakan harga masing-masing menu.

Kolam dan Warung Makan di Gonoharjo
Dibelakang tulisan Gonoharjo Hot Spring Water petualang bisa mandi di kolam air panas yang kecil dengan pemandangan pepohonan yang rindang dan sedikit berkabut tentunya. Pemandian air panas Nglimut Gonoharjo diyakini dapat menyembuhkan beberapa penyakit kulit seperti kadas, gatal-gatal, panu dan lain sebagaianya. Karena air panas tersebut mengandung belerang. Belum cukup sampai di kolam air panas, petualang bisa menuju air terjun yang berjarak sekitar 0.5 kilo atau sekitar 20 menit perjalanan. Di air terjun petualang bisa berfoto ria bersama keluarga atau teman, namun hati-hati dengan batu yang licin.

Kolam Air Panas Besar
Apabila sudah merasa puas dan cukup, petualang bisa pulang dengan santai. Tips : Berjalan santai lebih baik karena setelah melewati jembatan, maka track tangga akan sangat tajam. Tidak jarang banyak petualang yang capek, ngos-ngosan, dan kakinya terasa pegal. Jadi lebih enak berjalan sambil menikmati pemandangan sekitar yang elok dan eksotis. Dikelilingi tanaman kopi dan tanaman keras yang sangat rimbun.
Petualang tertarik? Silakan untuk hiking sejenak dan merasakan sejuknya udara yang bersih. Petualangpun bisa hitung-hitung sekalian olah raga bukan…

http://coretanpetualang.wordpress.com/2011/01/27/nglimut-pesona-pegunungan-dan-air-panas/

SEDEKAH LAUT " NYADRAN" DI PANTAI KENDAL

       Sedekah laut atau orang setempat lebih mengenalnya dangan sebutan "Nyadran", sedekah laut dilakukan atas dasar mengucapkan rasa syukur dan memohon keselamatan para nelayan kepada "sing mbahu rekso" (makhluk halus penguasa laut setempat) di daerahnya.
Berbeda dengan  "Nyandran" yang ada di Cilacap maupun Cirebon yang mengadakan Sedekah Laut pada bulan Sura, di Pantai Tawang menurut salah satu awak kapal yang saya tanyai bahwa nyadran di Kendal mulai tahun 1987  diadakan pada bulan ke 5 kalender Masehi. 
Nyadran menurut pak Kusno (sesepuh Pantai Tawang) merupakan hari raya bagi nelayan setempat, sehingga menjadikan momen sedekah laut adalah momen penting bagi seluruh nelayan dan tidak ambil pusing mengeluarkan kocek yang besar untuk keberlangsungan kegiatan tersebut, dengan tujuan yang telah saya sebutkan sebelumnya.
Berikut adalah beberapa foto yang telah diabadikan dalam momen kegiatan tersebut (kelengkapan dokumentasi serta penjelasan lebih rinci ada pada Jurnal atas nama "Ragil Susilowati" mahasiswa Double Degree Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro) :

 Para Penari Mempersembahkan Tarian Mereka Sebagai bentuk Penghormatan
(Nikon D3100; 1/1000_f/4.5_ISO200)
Kepala Sapi yang di Persiapkan Sebagai Persembahan
(Nikon D3100; 1/1600_f/6.3_ISO400)
Mbah Kusno Selaku Pemuka Adat Mempersiapkan Sesaji dan Menangis Ketika Membaca "Mantra" 
(Nikon D3100; 1/1600_f/5.6_ISO200)
Para Nelayan Mengiringi Sajen yang Akan di Larung
 (Nikon D3100; 1/1250_f/4.2_ISO200)
Suka Cita Para Nelayan 
(Nikon D3100; 1/1250_f/5.3_ISO200)
Pelarungan Atas Perintah Pemuka Adat
(Nikon D3100; 1/1600_f/4.0_ISO200)
Berebut Sajen
(Nikon D3100; 1/1600_f/4.0_ISO200)
Secara keseluruhan acara sedekah laut berjalan dengan lancar, setiap tahapan ritual dilakukan tanpa kekurangan, hanya saja pada saat prosesi pelarungan, "Rebutan Sajen" antar nelayan tidak dapat di elakkan, "hal ini sangat tidak diijinkan dalam prosesi larung sajen" (arti dalam bahasa jawa), kata mbah kusno. "karena akan ada celaka,bagi nelayan nantinya", Lanjut mbah kusno sambil menyayangkan hal tersebut.
Sejumlah perahu nelayan yang dihias dengan bendera dan umbul-umbul warna warni berjejer menuju ke laut untuk mengikuti acara ritual Sedekah Laut, di pantai Tawang, Gempol Sewu, Rowosari, Kendal, Jateng.
Ribuan warga terutama nelayan pantai utara laut Jawa mengikuti ritual Nyadran Laut atau Sedekah Laut yang diselenggarakan setahun sekali sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas

berlimpahnya hasil laut sekaligus sebagai permohonan doa agar diberi keselamatan saat melaut.

http://bayukreshnaadhitya.blogspot.com/2012/05/sedekah-laut-pantai-tawang-kendal.html
 http://kristantonarayana.blogspot.com/2010/12/nyadran-pesta-laut.html

Senin, 29 September 2014

Asyiknya Berenang dengan Lumba-lumba di Pantai Cahaya

Pantai Cahaya adalah obyek wisata andalan Pemerintah Kabupaten Kendal, namun tak sepenuhnya dikelola oleh Pemkab

Sepasang lumba-lumba (Foto: Thinkstock)
Feisal Hardi tidak pernah mengira, jalan kampung di sepanjang pedesaan di Desa Klampok, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, adalah satu-satunya jalan untuk mencapai ke obyek wisata paling komplet di Jateng, yakni The Sea Pantai Cahaya, Sendang Sikucing.

Jalan kampung sepanjang 1,5 kilometer itu merupakan jalan berbatu dan berpasir, menembus keheningan desa. Rumah penduduk sederhana dan permukiman khas kampung nelayan di kawasan pantai utara (pantura) Jawa menjadi teman perjalanan.

”Obyek wisata Pantai Cahaya sangat dikenal wisatawan di luar Jateng. Jika tidak gara-gara menawarkan terapi lumba-lumba, tentu orang akan malas mendatangi Pantai Cahaya. Jalan ini tidak layak sebagai infrastruktur menuju kawasan wisata,” tutur Feisal (20), wisatawan asal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Papan penunjuk jalan, baik ke Pantai Cahaya maupun ke Pantai Sendang Sikucing, amat sederhana. Papan dari kayu itu hanya ditempelkan di pohon di sepanjang jalan, tetapi cukup membimbing wisatawan yang hendak ke Pantai Cahaya.

Pantai Cahaya adalah obyek wisata andalan Pemerintah Kabupaten Kendal. Obyek wisata ini tak sepenuhnya dikelola oleh pemkab, tetapi dikelola oleh PT Wersut Seguni Indonesia (WSI). PT WSI menjadi lembaga konservasi mamalia pertama di Indonesia, khususnya lumba-lumba, sejak 1999.

”Lembaga ini awalnya bergerak dalam bidang penangkaran lumba-lumba. Seiring dengan waktu, penangkaran itu akhirnya dibuka untuk umum, menjadikan perpaduan antara keindahan pantai alami dan binatang supaya masyarakat turut menikmati,” ujar Deni Charso, pengelola Pantai Cahaya, beberapa saat lalu.

Adanya pertunjukan lumba-lumba di Pantai Cahaya boleh jadi membuat obyek wisata pantai ini yang paling lengkap wahananya di pantura Jateng. Bahkan, menurut Feisal, kemungkinan paling lengkap di pantura Jawa.

Pasalnya, kalau wisata pantai selama ini hanya mengandalkan pemandangan alam semata, ternyata di Pantai Cahaya pengunjung bisa bermain air laut, berjalan-jalan di pasir pantai, sekaligus menyaksikan pentas lumba-lumba.

Pengunjung lain, Wiratmo, mengatakan, keluarganya paling suka datang ke Pantai Cahaya pada sore hari, menjelang terbenamnya matahari. Kebetulan untuk menjangkau obyek wisata ini tidak terlalu jauh dari Semarang.

”Anak-anak suka melihat terbenamnya matahari dari gazebo yang tersedia di balkon penginapan di Pantai Cahaya. Menikmati matahari tenggelam sambil duduk di kursi malas yang dinaungi payung pantai,” ujar pria yang bekerja di perusahaan swasta ini.

Dia menyarankan, sebaiknya datang ke pantai untuk menikmati matahari tenggelam jangan saat musim hujan. Risiko terlalu besar untuk tidak selalu mendapatkan pemandangan yang unik dan menarik seiring hujan kerap turun pada sore hari. Pada musim hujan, sore kerap berkabut.

Sementara satu-satunya alat transportasi untuk menuju ke Pantai Cahaya baru tersedia dua pilihan, yakni menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan bermotor.

Pantai ini terletak di Rowosari, yang bisa ditempuh dari Kota Semarang lebih kurang satu jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Lokasi obyek wisata ini mudah dijangkau karena berada di jalur pantura. Pengunjung dapat menuju ke Pantai Cahaya melalui dua pintu, yakni bisa lewat jalan di ujung jalan lingkar Weleri, Kendal, atau dari pintu gerbang setelah masuk kota Weleri.

Terapi lumba-lumba
Untuk memasuki The Sea Pantai Cahaya, pengunjung cukup membayar tiket Rp 2.000 per orang. Obyek wisata ini dikembangkan dengan konsep terpadu antara hiburan, kenikmatan bermain di pantai, serta belajar dan mengenal lebih jauh kecerdasan binatang yang bernama lumba-lumba.

Obyek wisata ini terbagi menjadi dua sisi begitu pengunjung masuk ke kawasan wisata Pantai Cahaya. Di sebelah timur tersedia Water King, wahana permainan air dengan kolam renang yang terdiri atas tiga jenis. Untuk masuk ke Water King dipungut tiket Rp 25.000 per orang.

Di kolam renang anak dilengkapi arena seluncuran, juga ember tumpah yang digemari anak-anak. Kolam anak rata-rata sedalam 60 sentimeter. Bagi pengunjung dewasa tersedia kolam tanding dengan enam trek. Uniknya, kolam renangnya terletak tepat di tepi pantai sehingga sambil berenang bisa menikmati pemandangan deburan ombak di laut.

Kini tersedia pula kolam apung. Menurut Deni Charso, kolam apung untuk relaksasi pengunjung. Memang benar, berenang di kolam apung sangat asyik. Kolam ini rasanya mirip Laut Mati di Timur Tengah. Tubuh seseorang begitu masuk kolam langsung mengapung (mengambang) dan tidak tenggelam meski dalam posisi diam.

Mereka yang mencoba relaksasi di kolam apung tidak perlu khawatir tubuhnya menghitam akibat terbakar sinar matahari. Kolam ini juga dilengkapi tenda Khadafi yang membuat lingkungan sejuk. Hanya saja, pengunjung ke kolam apung ini dibatasi hanya kurang dari delapan orang untuk sekali berenang. Oleh karena itu, pengunjung harus bergiliran.

Di bagian barat terdapat saung-saung yang disediakan bagi pengunjung yang akan menikmati aktivitas di pantai seharian. Biaya sewa saung ini hanya Rp 50.000 per saung. Dalam saung terdapat pula loker yang bisa dipakai menyimpan barang sewaktu wisatawan berjalan-jalan di pantai. Saung menjadi tempat favorit muda-mudi menikmati pemandangan redupnya sinar matahari.

Di sisi ini juga terdapat panggung arena pertunjukan lumba-lumba. Tiket masuknya Rp 25.000 per orang. Pentas lumba-lumba berlangsung empat kali mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00. Durasi pertunjukan hanya satu jam di arena yang mampu menampung sekitar 800 pengunjung.

Wiratmo menerangkan, anak-anak paling suka menyaksikan atraksi lumba-lumba. Ada empat lumba-lumba hasil penangkaran yang pandai melakukan beragam atraksi, seperti bermain bola basket, berhitung, ataupun berinteraksi dengan pengunjung.

Salah satu keunggulan lumba-lumba ini tiada lain tersedianya wahana terapi lumba-lumba yang akhir-akhir ini diminati banyak pengunjung. Mereka yang tertarik terapi terutama pengunjung yang mengidap penyakit tertentu, seperti stroke, alergi, atau terapi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Seperti diceritakan Feisal, adiknya pernah ikut terapi lumba-lumba didampingi para petugas terapis. Peserta akan diajak berenang bersama dua lumba-lumba di kolam khusus. Lumba-lumba itu juga menggosok-gosok punggung, salah satu sesi yang bisa dipilih peserta terapi.

Tak jarang pengunjung terapi khusus juga menginap di Pantai Cahaya. Tersedia penginapan yang terdiri atas kamar-kamar yang jendelanya menghadap ke laut.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Agus Rivai, wisata Pantai Cahaya memang salah satu andalan obyek wisata unggulan di pantura. Pemkab Kendal juga mengembangkan Pantai Sendang Sikucing yang berlokasi tidak jauh dari Pantai Cahaya. Sepanjang 2013, jumlah pengunjung lumayan, mencapai hampir 200.000 wisatawan. (Winarto Herusansono)

 http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/asyiknya-berenang-dengan-lumba-lumba-di-pantai-cahaya

KESENIAN KUDA LUMPING DI KENDAL

Kuda Kepang atau sering disebut Kuda lumping tumbuh subur dan berkembang di daerah Kendal atas, seperti Limbangan, Boja, Singorejo, Patean, Sukorejo, Pegeruyung dan Plantungan. Beberapa daerah tersebut di atas, merupakan daerah pegunungan yang ciri khas sosial masyarakatnya masih lekat dengan budaya gotong royong.
Beberapa waktu lalu, group kuda Kepang Turonggo Mudo, Semanding Limbangan pernah terpilih sebagi duta kesinian untuk pentas di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Di 13 desa di wilayah Singorojo terdapat 26 kelompok / group seni kuda Kepang. Yang menarik di desa Getas, kelompok kuda Kepang ini anggotanya adalah anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Awalnya menurut sejarah, seni kuda Kepang lahir sebagai simbolisasi bahwa rakyat juga memiliki kemampuan (kedigdayaan) dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elite kerajaan yang memiliki bala tentara. Disamping juga sebagai media menghadirkan hiburan yang murah meriah namun fenomenal kepada rakyat banyak.
Kesenian ini menggunakan kuda bohong-bohongan terbuat dari anyaman bambu yang diiringi oleh musik gamelan seperti gong, kenong, kendang dan slompret. Penari kuda Kepang yang asli umumnya diperankan oleh anak putri yang berpakain lelaki bak prajurit kerajaan.
Bunyi pecutan (cambuk) besar yang sengaja dikenakan para pemain, menjadi awal permainan dan masuknya kekuatan mistis yang bisa menghilangkan kesadaran si pemain. Dengan menaiki kuda dari anyaman bambu tersebut, penunggang kuda yang pergelangan kakinya diberi kerincingan berjingkrak –jingkrak, melompat –lompat hingga berguling-guling di tanah. Tak hanya itu, penari kuda Kepang yang sudah kesetanan itu pun melakukan atraksi yang cukup berbahaya, seperti memakan beling (kaca) dan mengupas sabut kelapa dengan gigi taringnya. Biasanya, beling yang digunakan adalah bolam lampu layaknya orang kelaparan, tidak meringis keasakitan dan tidak ada darah pada saat ia menyantapnya. Bunyi pecutan yang tiada henti mendominasi rangkaian atraksi yang ditampilkan, setiap pecutan yang dilakukan oleh pawang dalam permainan mengenai kaki dan tubuhnya si penari dan akan memberikan efek magis.
Semarak dan kemeriahan permainan kuda Kepang menjadi lebih lengkap dengan ditampilkannya atraksi semburan api yang disemburkan pada sebuah oncor. Oncor adalah alat penerangan dari batang bambo yang diberi sumbu.
Sebagai sebuah atraksi penuh mistis dan berbahaya tarian kuda Kepang dilakukan di bawah pengawasan seorang pimpinan supranatural atau biasa disebut pawang atau dukun. Biasanya, sang pawang adalah seorang yang memiliki ilmu gaib yang dapat mengembalikan kesadaran penari yang kesurupan dan mengusir roh halus yang merasuki sang penari.

http://budpar.kendalkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=13:kuda-kepang&catid=12:seni&Itemid=16

WISATA AIR TERJUN CURUG SEWU KENDAL

Air Terjun Curug Sewu

Air Terjun Curug Sewu
Kabupaten Kendal – Jawa Tengah – Indonesia
Air Terjun Curug Sewu

A. Selayang Pandang

Letak Kabupaten Kendal yang berada di pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah sebenarnya sangat mendukung pengembangan potensi wisata pantai atau wisata bahari. Akan tetapi, sejumlah obyek wisata pantai yang terdapat di Kabupaten Kendal ternyata tidak sepopuler air terjun Curug Sewu, obyek wisata yang terletak di dataran tinggi. Curug Sewu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung ini justru menjadi obyek tujuan wisata andalan Kabupaten Kendal.
Memasuki kompleks wisata air terjun Curug Sewu, Anda akan segera dimanjakan dengan keindahan alam dan kesejukan udara pegunungan. Letihnya perjalanan yang harus menempuh jarak dengan melewati rute naik-turun serta berkelok-kelok akan terbayar lunas sesampainya Anda di lokasi air terjun. Indahnya alam dataran tinggi, sejuknya udara gunung, segarnya aliran air, serta deburan suara air terjun Curug Sewu yang khas akan membuat nyaman hati dan pikiran Anda.
Asal-usul mengapa dinamakan Curug Sewu sebenarnya diambil dari nama desa yang menjadi lokasi air terjun ini, yaitu Desa Curug Sewu, yang berjarak sekitar 44 kilometer ke arah selatan Kota Kendal. Namun, ada juga meyakini bahwa kata “Sewu” sengaja dipakai karena merujuk pada struktur air terjun ini yang bertingkat-tingkat. Oleh karena tingkat-tingkat itu berjumlah banyak, maka air terjunnya pun diberi nama Curug Sewu (www.epwisata.wordpress.com). “Sewu” dalam bahasa Jawa berarti “seribu”, sedangkan istilah “Curug” dikenal dalam bahasa Sunda dengan makna “air terjun”. Dengan demikian, nama Curug Sewu dapat ditafsirkan dengan pengartian “air terjun yang mempunyai banyak tingkat”.

Pesona Alami Air Terjun Curug Sewu
Sumber Foto: http://koesvianto.blogspot.com

B. Keistimewaan

Air terjun Curug Sewu mempunyai keunikan tersendiri yang tidak dimiliki tempat-tempat wisata sejenis di daerah lain. Keunikannya adalah Curug Sewu memiliki tiga tingkatan atau lapisan air terjun. Tiga tingkatan air terjun tersebut masing-masing memiliki ukuran ketinggian 45 meter, 15 meter, dan 20 meter. Dengan demikian, total ketinggian air terjun Curug Sewu adalah 80 meter (www.wikipedia.org). Faktor tingginya air terjun inilah yang membuat Curug Sewu semakin terlihat indah, menawan, dan elok dalam pandangan mata.
Pesona keindahan air terjun tertinggi di Jawa Tengah ini (berada pada ketinggian 650 meter di atas permukaan laut) semakin terlihat pada waktu-waktu tertentu. Jika beruntung, Anda dapat melihat pelangi dengan puspa warna yang beraneka rupa di antara deburan air terjun Curug Sewu. Harmonisasi warna pelangi yang berpadu dengan kegagahan terjunan air yang bertingkat-tingkat itulah yang menjadi daya tarik utama obyek wisata ini. Curug Sewu biasanya banyak dikunjungi wisatawan lokal dari dalam maupun luar Kabupaten Kendal pada saat liburan dan Hari Raya Idul Fitri (www.kompas.com).
Selain mengandalkan air terjun utama untuk menarik pengunjung, obyek wisata air terjun Curug Sewu yang sejak 26 Juni 2002 dikelola Kesatuan Pemangkuan Hutan Perhutani Kendal ini masih memiliki dua air terjun lain serta telaga. Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung harus berjalan kaki menuruni tangga sejauh dua kilometer (Kompas, 17 Januari 2005). 
Agar para pengunjung leluasa melihat keindahan alam dan air terjun dengan lebih seksama, di Curug Sewu telah dibangun menara pandang yang dilengkapi dengan teropong. Adanya menara pandang dan fasilitas teropong tersebut diharapkan dapat memberikan variasi pilihan wisata dan menambah keistimewaan Curug Sewu. Pengunjung dapat melihat keindahan air terjun dari atas, bukan dipandang dari bawah seperti obyek wisata air terjun di tempat-tempat lain.
Dengan teropong seharga 25 juta rupiah itu, Anda dapat melihat keindahan air terjun, bentangan pemandangan alam yang hijau, serta bangunan rumah-rumah yang ada di bawahnya dengan sangat jelas. Bukan hanya itu, dengan meneropong dari menara pandang, Anda juga bisa melihat pemandangan Kota Kendal, bahkan sampai ke Kota Semarang yang bejarak lebih jauh (Kompas, 17 Januari 2005).

Menikmati Curug Sewu dari Menara Pandang
Sumber Foto: http://emtwins.multiply.com
Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kendal bersama pihak pengelola obyek wisata Curug Sewu memang telah berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dan renovasi dari tahun ke tahun agar Curug Sewu semakin digemari wisatawan. Upaya peningkatan fasilitas yang dilakukan di antaranya adalah dengan membangun taman konservasi satwa langka dan lapangan olahraga.
Usaha inovasi selanjutnya adalah dengan membangun kelengkapan obyek wisata, seperti jet coaster, kereta mini untuk berkeliling kompleks wisata, kolam renang dengan standar nasional, taman rekreasi, panggung hiburan, serta taman bermain anak. Total dana yang dikucurkan untuk mempercantik obyek wisata Curug Sewu ini adalah sebesar 3 miliar rupiah (Kompas, 26 April 2004).

C. Lokasi

Obyek wisata air terjun Curug Sewu terletak di Desa Curug Sewu, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

D. Akses


Memasuki Kota Kendal Sebelum ke Curug Sewu
Sumber Foto: http://airyz.wordpress.com
Air terjun Curug Sewu berlokasi di ujung selatan Kota Kendal, kira-kira berjarak 44 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Kendal ini. Kota Kendal sendiri sangat mudah dijangkau karena terletak di jalur utama Pantai Utara Jawa Tengah yang menghubungkan Kota Pekalongan dengan Kota Semarang. Dari kedua kota ini, Kota Kendal dapat dijangkau dalam waktu yang relatif tidak lama.
Setelah tiba di pusat Kota Kendal, jalur yang dapat Anda tempuh untuk sampai ke obyek wisata Curug Sewu adalah melalui rute Cepiring, Weleri, dan kemudian Sukorejo (www.my-indonesia.info). Lokasi air terjun Curug Sewu juga bisa ditempuh dari arah Temanggung atau Kebumen dengan melewati Parakan kemudian langsung ke Curug Sewu. Jika Anda memulai perjalanan dari Kota Semarang, Anda bisa melalui jalur alternatif dengan menempuh rute Mijen, Boja, dan kemudian langsung naik ke Curug Sewu (www.in-tips.com).
Perjalanan menuju Curug Sewu dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi, baik dengan sepeda motor maupun mobil. Meski jalan menuju obyek wisata ini sudah berupa jalan beraspal yang halus, namun medan yang harus dilalui cukup sulit dan melelahkan, yakni berkelok-kelok dengan cukup banyak tanjakan selayaknya jalan yang membelah daerah pegunungan.

E. Harga Tiket

Harga tiket masuk yang dikenakan untuk masuk ke kompleks wisata air terjun Curuk Sewu adalah Rp 4000,00 (per Januari 2009). Biaya itu belum termasuk harga yang akan dipungut jika Anda ingin menikmati wahana-wahana wisata lain yang ada di kompleks wisata air terjun Curug Sewu.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lain

Fasilitas penunjang yang disediakan di obyek wisata Curug Sewu sudah terbilang lengkap demi memberi kenyamanan kepada pengunjung. Pihak pengelola tempat wisata ini telah menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti tempat ibadah, taman parkir, toilet, bahkan lapangan tenis, gedung pertemuan, dan penginapan (www.kendalkab.go.id). Jadi, jika ingin berlama-lama menghabiskan waktu di obyek wisata ini, Anda tidak perlu cemas. Kendati menempati lokasi yang jauh dari keramaian kota, obyek wisata Curug Sewu telah mempersiapkan pelayanan yang terbaik untuk Anda.

http://wisatajawa.wordpress.com/wisata-jawa-tengah/air-terjun-curug-sewu/